oleh

Yayasan Revolusi Moral Usulkan Transformasi Alun-Alun Serang Jadi Sentra Wisata

Kota Serang– kemajuanrakyat.id-Yayasan Revolusi Moral memberikan masukan strategis kepada Pemerintah Kota Serang terkait revitalisasi Alun-alun Barat sebagai kawasan pariwisata berbasis sejarah dan budaya. Usulan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata, sekaligus menjaga warisan sejarah Kota Serang.

Alun-alun Barat Kota Serang bukan sekadar ruang publik, namun juga merupakan situs bersejarah. Di kawasan ini terdapat bangunan tua Spot Hold Center yang diyakini dibangun oleh para tahanan politik (Tapol) tahun 1965. Bangunan tersebut masih berdiri kokoh hingga kini dan menyimpan nilai sejarah yang patut dijaga serta diangkat dalam narasi wisata Kota Serang.

Konsep Revitalisasi Berbasis Sejarah dan Ekonomi Kerakyatan

Dalam konsep yang ditawarkan Yayasan Revolusi Moral, kawasan alun-alun akan direvitalisasi dengan pendekatan arsitektur modern yang tetap menjaga nilai historis. Salah satu gagasan utama adalah pembangunan ruang bawah tanah (bunker) serbaguna yang mencakup:

• Area parkir bawah tanah untuk mengatasi kemacetan dan minimnya lahan parkir saat alun-alun digunakan untuk acara.

• Zona kuliner rakyat, yang memberdayakan UMKM lokal.

• Tempat bermain anak dan jalur pedestrian yang nyaman.

• Saluran air bawah tanah yang terhubung langsung ke Kali Banten, memanfaatkan kedalaman alami serta menjaga aliran tetap bersih dan asri.

“Konsep ini meniru rancangan Masjid At-Tsauroh yang memiliki ruang bawah tanah, namun alun-alun dibuat lebih luas dan multifungsi,” jelas perwakilan Yayasan Revolusi Moral. Sabtu, (4/10/2025).

Pengembangan Jalur Wisata Air dan Integrasi Kawasan Sejarah

Lebih jauh, Yayasan Revolusi Moral mengusulkan pengembangan jalur wisata air dari Alun-alun hingga kawasan Banten Lama, menggunakan aliran Kali Banten sebagai jalur transportasi ramah lingkungan.

• Dibangun pelabuhan mini wisata di belakang Gedung Negara Pendopo Lama Gubernur.

• Jalur air ini bisa menjadi sarana wisatawan mengunjungi situs-situs bersejarah seperti:

• Benteng Speelwijk

• Keraton Kaibon

• Masjid Agung Kesultanan Banten

• Vihara Avalokitesvara (Klenteng Tua)

• Pulau Burung

• Situs Tasikardi

dan destinasi religi serta budaya lainnya.

Rute air ini sekaligus menghidupkan budaya transportasi sungai di masa Kesultanan Banten, yang dahulu digunakan oleh para sultan untuk mobilitas pemerintahan dan keagamaan.

“Revitalisasi ini bukan hanya pembangunan fisik, tapi upaya menghidupkan kembali jati diri kota, sejarah, budaya, dan ekonomi kerakyatan,” tegas Yayasan Revolusi Moral.

 

Pengelolaan Sampah dan Edukasi Masyarakat

Dalam perencanaan revitalisasi ini, perhatian khusus juga diberikan pada kondisi lingkungan Kali Banten yang selama ini kurang terawat, kerap menjadi tempat pembuangan sampah rumah tangga dan limbah bangunan.

• Ditekankan pentingnya edukasi budaya tidak membuang sampah sembarangan.

• Disediakan tempat pembuangan sampah bagi pelaku UMKM.

• Kawasan sungai akan dibersihkan dan dijaga oleh dinas terkait bersama masyarakat.

Tahap Lanjutan, Jalur Kali Banten Tembus Hingga KP3B

Untuk tahap kedua, Yayasan Revolusi Moral juga mengusulkan perpanjangan jalur wisata air dari Gedung Negara, melalui Tembong pancuran mas wilayah-wilayah strategis seperti melewati belakang kantor Kejari, Kejati, BI, hingga tembus ke KP3B di Palima.

• Dibangun dermaga wisata di setiap titik strategis.

• Menyediakan bunker bawah jalan untuk pejalan kaki dan wisatawan.

• Menciptakan jalur komunikasi antarlembaga pemerintahan yang efisien dan modern.

Pelestarian Situs Sejarah dan Temuan Arkeologis

Selama proses pembangunan, Yayasan Revolusi Moral juga menekankan pentingnya:

• Melindungi situs-situs bersejarah di sepanjang Kali Banten, seperti gua pertapaan, pancuran air, dan sumber mata air alami.

• Jika ditemukan benda peninggalan sejarah, agar disimpan dan dipamerkan di museum daerah, bukan menjadi milik pribadi.

Yayasan Revolusi Moral menilai bahwa revitalisasi Alun-alun Barat Kota Serang dan pengembangan jalur wisata air Kali Banten dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan PAD dari sektor pariwisata, sekaligus menjaga identitas dan sejarah Kota Serang.

Diharapkan Pemerintah Kota Serang dapat mempertimbangkan usulan ini sebagai bagian dari perencanaan pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis kearifan lokal.

“Pariwisata berbasis sejarah dan budaya adalah kunci mengangkat ekonomi masyarakat tanpa mengorbankan identitas bangsa.”

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed