oleh

Proyek Pembangunan Drainase Di Kampung Gempol Desa Sukarahayu Terkesan Di Tutup-Tutupi Dari Masyarakat

Bekasi, Kemajuanrakyat.id – Pengerjaan Proyek Pembangunan saluran Air Drainase di Kampung Gempol Rt, 002/004 Desa Sukarahayu, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berdasarkan informasi pembangunan saluran drainase tersebut adalah proyek siluman, yang tidak diketahui pelaksanan dari manakah sumber dananya, berapah anggaranya dan apa nama CVnya, karena tidak terpasang Plang Papan Nama Proyek, sampe pekerjaannya selesai. Selasa (09/11/2021).

Pekerjaan proyek yang terkesan di tutup-tutupi dari masyarakat tanpa terpasang Papan Nama informasi Proyek dan pekerjaan proyek tersebut terkesan asal jadi dan diduga dalam pengerjaannya tidak sesuai bestek, diduga tidak menggunakan Sepatu langsung di pendem pada saat pemasangan batubelah.

Dari Pantauan awak media dan LSM, proses pengerjaan saluran air drainase dalam pemasangan batu belah tidak adanya cerucuk bambu, Sepatu dan Papan Nama Proyek tidak dipasang sampai selesainya kegiatan.

Menurut salah satu Karang Taruna Kecamatan Tambelang (Bari) di sekitar proyek tersebut mengatakan,” Apabila dalam pekerjaan tidak adanya Sepatu dan selama pengerjaan saluran air drainase, tidak ada Papan Nama Proyek tidak dipasang, ungkapnya.

Lebih lanjut Bari mengatakan dalam perkerjaan pembangunan saluran drainase tersebut, saya pantau agar baik hasilnya. Apabila ada temuan yang tidak sesuai bestek, silahkan konfirmasi ke pelaksana atau laporkan ke pihak terkait!,” tegasnya.

N. Rudiansah Ketua DPD LSM PRABHU INDONESIA JAYA Kabupaten Bekasi mengatakan, Pekerjaan tidak sesuai dengan Bistek, adanya kelalaian dalam pengawasan oleh petugas Pengawas, Konsultan dan PPTK. Diduga Pengawas dan Konsultannya ngopi diwarung tidak mengawasi pekerjaan tersebut.

“Ketika, saya mendatangi lokasi tersebut dan saya ukur ulang ketinggian hanya 88 cm serta ada yang 50 cm untuk ketinggiannya, pekerjaannya terlihat tumpah tindih dengan batu lama, adapun lebarnya 30 cm. Dan Pemasangannya juga tidak rapih dan kurangnya adukan. Seperti yang sudah saya masukkan meteran kecelah batu yang tidak terisi oleh adukan sampai kedalamnya sedalam 15 cm,” ungkapnya.

Terpisah, tidak adanya urugan yang seharusnya di urug pakai tanah urug, dan pembuangan tanah galiannya pun dibuang ke saluran air tersebut tidak di angkat kedasar pinggiran, sehingga menghambat jalannya air dan banyaknya sampah yang menumpuk disekitaran pekerjaan saluran air tersebut. Pungkasnya

(Di)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed