Serang, Kemajuanrakyat.Id-Pembina Yayasan Bumi Nusantara Jaya (Yabunaya), Prof. Dr. H. Wawan Wahyuddin M.Pd, menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertemakan “Strategi Atasi Sampah” yang dihadiri oleh muallaf Kota Serang dan jajaran pengurus Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Provinsi Banten.
Acara berlangsung pada Senin, (24/3/2025) di Serang dan dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk mahasiswa asing asal Thailand dan Filipina, serta Ketua Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Provinsi Banten.
FGD yang juga dilanjutkan dengan buka puasa bersama (bukber) ini mengangkat isu penting tentang lingkungan hidup, khususnya pengelolaan sampah. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. H. Wawan Wahyuddin mengingatkan semua peserta untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Ia mengatakan, “Setiap kita mesti peduli lingkungan dengan terus mengibarkan semangat perbaikan dalam pengelolaan sampah demi kebaikan kita dalam hidup dan kehidupan yang sehat, jauh dari penyakit.”
Selain itu, dalam momen jelang buka puasa Ketua PGM Provinsi Banten, Dr. Masyhudi M.Pd, turut menyampaikan pentingnya perhatian pemerintah terhadap madrasah, khususnya yang bersifat swasta.
“Madrasah swasta jumlahnya sangat banyak dan merupakan lembaga pendidikan tertua produk bangsa sendiri, bersama pondok pesantren dan Taman Siswa. Maka sudah seharusnya pemerintah, khususnya di berbagai tingkatan, memberikan perhatian lebih,” ujarnya.
Dr. Masyhudi juga menyoroti rencana pemerintah provinsi untuk menerapkan pendidikan gratis yang hanya difokuskan pada sekolah-sekolah yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud). Ia berharap, kebijakan ini tidak mengabaikan madrasah yang berada di bawah Kementerian Agama (Kemenag).
“Pendidikan harus merata, termasuk untuk madrasah yang juga turut berkontribusi dalam membayar pajak dan mendidik generasi penerus bangsa,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum DMDI Provinsi Banten, yang turut hadir dalam acara menyampaikan pentingnya sinergi dan kolaborasi antarbangsa, terutama dalam menghadapi isu-isu global.
“Sinergi antarbangsa tidak hanya sebatas dibahas di dalam kelas, tetapi juga harus diterapkan di dunia nyata. Kita perlu perhatian lebih terhadap kawasan-kawasan yang membutuhkan, seperti tragedi di Myanmar dan Gaza, yang memerlukan solidaritas dan kolaborasi internasional,” tandasnya.
Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah lingkungan dan pendidikan di Indonesia, serta memperkuat kerjasama antarnegara di kawasan ASEAN dan dunia internasional.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar