oleh

Suara dari Kampus, Ketua BEM Untirta Desak Menhan Tegakkan Supremasi Sipil

Kota Serang, Kemajuanrakyat.Id-Di tengah polemik nasional pasca disahkannya revisi Undang-Undang TNI, suara kritis datang dari kampus. Muhammad Ferdansyah Putra, Ketua BEM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), menyuarakan kegelisahan mahasiswa atas potensi kembalinya dominasi militer dalam kehidupan sipil.

Ferdansyah menyampaikan pernyataan sikap yang tajam namun bernas. “Kami tidak menolak TNI. Kami justru menjaga kehormatan mereka dengan memastikan bahwa mereka tidak diseret kembali ke ranah yang bukan tugas utamanya,” ungkapnya kepada wartawan, Rabu (21/5/2025).

Menurutnya, UU TNI yang baru disahkan mengandung pasal-pasal yang membuka ruang pelibatan militer dalam sektor-sektor sipil seperti keamanan siber, energi, hingga penanggulangan terorisme. Hal ini dinilai bertentangan dengan prinsip demokrasi dan semangat reformasi 1998.

“Militer yang kuat dibutuhkan, tapi harus tunduk pada otoritas sipil. Itu yang diajarkan konstitusi kita. Jika Menhan tidak bersikap, kita patut bertanya masihkah supremasi sipil dijunjung dalam sistem pertahanan kita?” ujarnya.

Ferdansyah tidak hanya menyuarakan kritik, tetapi juga menyodorkan solusi dan tuntutan. BEM Untirta meminta Menteri Pertahanan:

1. Menjamin pelaksanaan UU TNI tetap dalam bingkai supremasi sipil sesuai UUD 1945.

2. Menyatakan sikap eksplisit terhadap pasal-pasal kontroversial.

3. Membatasi peran militer aktif di ranah non-pertahanan lewat regulasi teknis.

4. Menolak kembalinya peran ganda militer.

5. Memastikan UU dijalankan sesuai prinsip demokrasi dan konstitusi.

Mengutip Bung Karno, Ferdansyah mengingatkan, “Angkatan perang boleh berjiwa, bersemangat, tapi tidak boleh ikut-ikut politik. Mereka memegang senjata, dan senjata itu harus tunduk pada kendali sipil.”

Di tengah riuhnya sorotan terhadap elite politik dan parlemen, suara mahasiswa seperti Ferdansyah menjadi pengingat bahwa demokrasi memerlukan penjaga. Dan penjaga itu, kali ini, berbicara dari Serang dari ruang kelas, dari diskusi kampus, dan dari mimbar mahasiswa yang tak pernah padam.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed