oleh

Star Tailor, Usaha Jahit Mandiri yang Bertahan di Era Baju Impor

Kota Serang– kemajuanrakyat.id-Pemilik usaha jahit Star Tailor, Ade Rafles, menceritakan perjalanan bisnis keluarga yang telah berdiri sejak tahun 1979. Usaha ini bermula dari orangtuanya, Pa Masri yang berasal dari Padang. Ade merupakan generasi kedua yang melanjutkan usaha tersebut sejak tahun 1998.

“Biasanya kita menjahit baju dinas, celana, batik, jas dan usaha kami berjalan mandiri tanpa mengandalkan tender,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (1/10/2025).

Namun, Ade mengakui bahwa dalam beberapa waktu terakhir pesanan jahitan mulai sepi. “Dalam seminggu, kadang hanya ada tiga potong atau bahkan tidak ada yang mengukur sama sekali.”

Menurut Ade, penurunan pesanan jahitan ini terjadi karena persaingan yang semakin ketat. Dahulu, saat almarhum Pa Masri masih aktif, pesanan jahit sangat ramai karena belum banyak pesaing seperti mall atau baju impor.

“Orang-orang dulu lebih memilih menjahit dibanding membeli jadi, tapi sekarang kondisinya berbeda,” jelasnya.

Meski menghadapi tantangan, ia bertekad menjaga komitmen dan kualitas pelayanannya. Saat ini, ia dibantu satu karyawan untuk menjalankan usaha.

“Saya belum terpikir membuka usaha lain karena semua butuh modal, sementara keahlian saya memang turun-temurun di bidang menjahit,” kata Ade.

Ade berharap pelanggan lama tetap setia dan pelanggan baru terus berdatangan meski jumlahnya tidak banyak.

“Kalau ada yang datang untuk menjahit satu, dua, atau tiga potong, saya tetap bersyukur dengan apa yang ada.”

Untuk harga jasa, Star Tailor menetapkan tarif sekitar Rp.1,5 juta untuk membuat jas, Rp.200 ribu untuk baju biasa, Rp.300 ribu untuk batik dengan puring, dan Rp.350 ribu untuk seragam dinas.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed