Kota Serang – kemajuanrakyat.id-Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang, KH Rahmat, mengecam keras tayangan yang dianggap merendahkan pesantren Lirboyo Kediri oleh salah satu program di stasiun televisi nasional, Trans7. Pernyataan di sampaikan kepada wartawan saat kegiatan MUI Kota Serang, Senin (20/10/2025).
Menurutnya, konten yang disiarkan Trans7 tersebut tidak hanya melukai pimpinan pondok pesantren, tetapi juga merendahkan marwah pesantren secara keseluruhan.
“Saya sangat menyayangkan dan mengecam keras tayangan tersebut. Itu bukan hanya menyakiti pimpinan pondok, tapi juga merendahkan marwah pesantren. Marwah ini bukan hanya milik Lirboyo, tapi semua pesantren dan para kiai pasti merasa tersakiti,” tegas KH Rahmat.
Ia menambahkan, sebagai wali santri di Pondok Pesantren Lirboyo, dirinya merasa bertanggung jawab untuk menyuarakan keberatan. Ia menyebutkan bahwa santri aktif di Lirboyo saat ini mencapai lebih dari 70 ribu orang, termasuk tiga anaknya yang sedang menempuh pendidikan di sana.
Ia menyampaikan bahwa narasi yang merendahkan pesantren dan kiai bisa berdampak luas, tidak hanya bagi santri yang sedang belajar, tetapi juga bagi alumni yang telah mengabdi dan menebarkan ilmu di masyarakat.
“Sabda Rasulullah, siapa yang meremehkan guru atau kiai, maka ada tiga perkara” ilmunya akan hilang, argumentasinya menjadi tumpul, dan hidupnya akan melarat. Ini bukan main-main,” ujarnya.
KH Rahmat juga mendukung sikap sejumlah pihak yang menyerukan boikot terhadap Trans7 sebagai bentuk protes atas tayangan tersebut. Ia berharap suara para santri, kiai, dan masyarakat pesantren bisa didengar dan dihormati oleh media massa.
“Lirboyo bukan satu-satunya yang tersakiti. Semua pesantren merasakan luka yang sama. Semoga ini menjadi pelajaran agar media lebih bijak dalam membuat konten dan tidak asal menarasikan sesuatu yang menyangkut lembaga pendidikan agama,” tutupnya.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar