Kota Serang– kemajuanrakyat.id-Rencana revitalisasi Pasar Rau, Kota Serang, menuai tanda tanya dari para pedagang dan pihak pengelola. Hingga awal Oktober 2025, PT. Pesona Banten Persada selaku mitra pengelola pasar mengaku belum menerima informasi atau komunikasi resmi dari pemerintah kota terkait rencana tersebut.
“Dalam hal revitalisasi Pasar Rau, kami belum tahu apa-apa karena memang belum pernah diajak berdiskusi atau menerima informasi dari pemerintah. Jadi, saat pedagang bertanya, kita pun tidak bisa menjawab dengan pasti,” ungkap Munadi, HRD PT. Pesona Banten Persada, kepada wartawan Jumat, (3/10/2025).
Munadi menambahkan, pihaknya memahami bahwa penataan di area depan pasar merupakan bagian dari program Pemerintah Kota Serang dalam menangani PKL dan persoalan banjir. Namun, untuk rencana besar seperti revitalisasi menyeluruh menurutnya perlu ada komunikasi yang jelas dan menyeluruh kepada semua pihak terkait, terutama pedagang dan pengelola.
“Revitalisasi itu butuh perencanaan, anggaran, serta tempat penampungan sementara (TPS) bagi pedagang. Saat ini, TPS saja belum ada, tapi kabarnya sudah mau direvitalisasi. Wajar kalau pedagang resah,” ujar Munadi.
Menurutnya, banyak pedagang mengeluhkan kondisi pasar yang semakin sepi akibat persaingan dengan toko daring (online), dan kini mereka dihantui ketidakpastian akibat isu revitalisasi.
“Kalau pun akan direvitalisasi, para pedagang berharap ada kejelasan mengenai tempat usaha mereka selama proses itu berlangsung. Sosialisasi pun sampai sekarang belum dilakukan,” jelasnya.
Munadi menyebut, idealnya jika revitalisasi benar akan dilakukan, maka sosialisasi dan dialog harus lebih dulu dilakukan. Apalagi, jumlah pedagang di Pasar Rau mencapai ribuan.
“Kalau diumumkan secara mendadak, tanpa ada informasi yang utuh, tentu banyak yang kebingungan harus mencari penghidupan di mana,” katanya.
Sebagai mitra pengelola pasar, PT. Pesona Banten Persada mengaku siap mendukung kebijakan pemerintah, namun tetap berharap ada kejelasan nasib bagi para karyawan dan pengelola.
“Secara institusi, kami mengikuti arahan pimpinan dan kebijakan pemerintah. Tapi secara personal, kita berharap revitalisasi jangan dilakukan dalam waktu dekat. Kami masih butuh mata pencaharian. Kalau pasar direvitalisasi sekarang, kita kehilangan pekerjaan,” tegas Munadi.
Ia juga menyoroti kondisi pasar yang saat ini sudah cukup memprihatinkan. Banyak kios tutup, bahkan ada yang hanya buka sebulan sekali.
“Kami menyewakan kios Rp.150 ribu per bulan untuk gedung dalam. Tapi banyak yang menunggak. Harga kios variatif, mulai dari Rp.6 juta hingga Rp.100 juta, tergantung lokasi. Tapi sekarang, jangankan membeli, untuk menyewa saja sudah sepi,” paparnya.
Munadi berharap, jika revitalisasi tetap akan dilakukan, pemerintah bisa memberikan solusi yang matang bagi semua pihak yang terdampak, termasuk pedagang, pengelola dan karyawan pasar.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar