oleh

Rektor UIN SMH Banten Sampaikan Pesan Kebangsaan dan Spirit Haji dalam Kuliah Subuh di Bandara Soetta

Kota Tangerang – Kemajuanrakyat.Id-Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, Prof. Dr. H. Wawan Wahyuddin, M.Pd, memberikan kuliah subuh di Masjid Nurul Barokah, Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (22/5/2025). Dalam tausiyahnya, ia menyampaikan pesan-pesan kebangsaan, spiritualitas Islam dan hikmah ibadah haji menjelang musim haji tahun ini.

Prof. Wawan menekankan pentingnya keberadaan masjid sebagai pusat kehidupan umat Islam. Ia mencontohkan perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW, yang dalam perjalanannya ke Madinah sempat mendirikan Masjid Quba sebagai simbol awal peradaban Islam.

“Masjid itu bukan soal jarak, tapi soal hati. Kalau hati kita dekat dengan masjid, insyaallah hidup kita akan dekat dengan Allah,” ujar Prof. Wawan.

Ia juga menegaskan bahwa manusia pada akhirnya akan kembali ke masjid, minimal ketika dishalatkan saat wafat nanti.

Dalam suasana menjelang musim haji, ia juga menyampaikan bahwa dirinya mendapat amanah sebagai tim monitoring dan evaluasi (monev) haji tahun ini bersama empat rektor dari UIN lainnya, yakni dari UIN Curup, Salatiga, Langsa dan Kepulauan Riau.

“Kami mohon doa dari seluruh jamaah agar amanah ini bisa di jalankan dengan baik. Saat ini saya masih berada di Masjid Nurul Barokah karena mengikuti salat Idulfitri dan khutbah, alhamdulillah hari ini bisa bersilaturahmi dengan jamaah di sini,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan calon jamaah haji untuk memahami dengan benar rukun dan syarat haji, termasuk bacaan-bacaan penting seperti talbiyah, doa minum air zam-zam, tata cara thawaf, sa’i, dan tahallul. “Haji bukan hanya ritual fisik, tapi ada filosofi mendalam. Sa’i mengajarkan kita pentingnya usaha, dan tahallul mengajarkan kerapian dan kedisiplinan,” ucapnya.

Di akhir ceramahnya, Rektor UIN SMH Banten mengajak umat Islam untuk memaknai momen haji dengan memperkuat ibadah, menumbuhkan semangat sosial, serta menyiapkan generasi muda yang cinta masjid dan nilai-nilai keislaman. Ia mengingatkan pentingnya kurban sebagai bentuk ketaatan dan kepedulian, meneladani Nabi Ibrahim AS.

“Kalau yang sakit saja masih semangat beribadah di Arafah, apalagi kita yang sehat. Mari kita tingkatkan kepedulian sosial, dan pastikan anak-cucu kita juga meramaikan masjid seperti Nabi Ibrahim mendidik Ismail sebagai generasi penerus,” pungkasnya.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed