oleh

Normalisasi Saluran Sasak Bakar Jadi Sorotan Dpn Lsm-Kampak-RI

Bekasi, Kemajuanrakyat.id – Normalisasi Saluran Sasak Bakar guna menanggulangi bencana banjir, apalagi sekarang sudah masuk musim penghujan, dari dinas (DSDABMBK) melakukan normalisasi saluran sasak bakar untuk mencegah banjir sangat disayangkan pengerjaan nya hanya dengan dikeruk dengan cangkul. Sabtu (20/11/2021).

Seperti yang sekarang sedang di kerjakaan di Desa Kertamukti Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, normalisasi saluran sasak bakar, guna menanggulangi banjir, dari Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Dan Bina Kontruksi Kabupaten Bekasi, melakukan kegiatan normalisasi dengan mengunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021, yang di kerjakan oleh CV. ADHI PRATAMA CORPORATION, dengan nilai anggaran Rp 198.401.068,00; dengan waktu pengerjaan 69 hari kalender, akan tetapi sangat di sayangkan proyek normalisasi saluran sasak bakar tersebut di duga di kerjakan asal jadi.

Hal tersebut di katakan warga Desa Kertamukti sebut saja AR, saat di konfirmasi, awak media, menurut warga, kegiatan tersebut di duga cuma merapikan bibir sungai saja pengerukan hanya alakadar saja, tidak akan menambah volume kedalam karna dikeruknya mengunakan cangkul dan tidak membuang lumpur yang ada di dalamnya, dengan nilai anggaran yang fantastis itu seharusnya di lakukan pengerukan tanah dengan ekcavator supaya pengerukan tanah merata.

“yang saya liat normalisasi ini hanya alakadarnya terlihat sendiri bekas pengerukan tanah di bibir kali hanya sampah,” cetusnya. AR

Hal tersebut di soroti oleh Yusuf Supriatna ketua divici investigasi DPN LSM-KAMPAK-RI (Lembaga Swadaya Masyarakat Komite Anti Mafia Peradilan dan Korupsi Republik Indonesia), ia mengatakan kepada awak media, kegiatan normalisasi saluran sasak bakar tersebut memang di kerjakan asal jadi, kami akan mengirim surat guna menindak lanjuti permasalahan tersebut.

“Apalagi nilai anggaran kegiatan tersebut sangat fantastis dengan menelan anggaran lumayan besar yang pengerjaaan dan hasil yang tidak sesuai dengan nilai anggarannya, apalagi kegiatan tersebut diduga pengerjaannya hanya merapikan bibir sungai saja dengan mengkat lumpur dan sampah dengan cangkul dan alat seadanya, jelas terlihat bukan untuk menambah kedalaman volume nya, apa bisa cukup untuk menampung air dan kami menduga kegiatan tersebut di jadikan ajang korupsi oleh oknum kontraktor yang memenangkan tender tersebut” Pungkas Yusuf.

Sampai berita ini di terbitkan pihak pengawas dan konsultan, belum bisa di temukan sedang di upayakan.

(Di)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed