oleh

Kordinator- Jabar Lsm-Sira Meminta Pihak BBWSC Turun Kelokasi P3A, Rawa Keladi

Bekasi, Kemajuanrakyat.id- Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) drainase Pertanian di Kampung rawa kekadi, RT-02, RW-02 Desa Sukamuri, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, disoal Lsm-SIRA suara independen rakyat adil Pasalnya, pekerjaann , dikerjakan dengan, asal asalan kondisi fisik dinilai asal jadi dan campuran material yang tidak memenuhi standar. Jum’at (27/05/202)

Yusuf Supriatna, Kepala kordinator-jabar Investigasi- Lembaga Swadaya Masyarakat suaraidependen rakyat adil Republik Indonesia (LSM-SIRA) mejelaskan ke awak media, setelah kami mengecek ke lokasi kwualitas pekerjaannya yang sangat jelek asal jadi. Seperti tidak dikasih arahan oleh pendamping pelaksana seharusnya memberi arahan ke sipekerja dan Prokesnya bukan membiarkan, harus mengawasi pekerja yang sedang bekerja. “Saya lihat, pas nuang adukan keatas batu yang ditata dan banyak adukan yang ga masuk ke sela-sela batu menyebabkan banyak yang bolong tidak masuk adukan, katanya.

Kemudian, material yang digunakan berbahan batu bronjol dan mengunakan pasir Kwualitas kurang bagus, seharusnya untuk drainase memakai batu kali atau batu gunung karena lebih kuat. Yang saya hawatirkan tidak bisa bertahan lama karena menggunakan bahan material di bawah standar. Paling hitungan bulan sudah rusak,” terangnya.

Saat ini, proyek tersebut masih dikerjakan dari P3,A rawa keladi desa sukamurni,kecamatan Sukakarya, itu merupakan pekerjaan P3-TGAI – BBWSC, dari sumber dana APBN tahun 2022 dengan nilai anggaran Rp. 195.000.000. Dari Aspirasi Dewan Provinsi, kami meminta kepada pelaksana pengawas untuk memperhatikan kwualitasnya. “Harus memakai material sesuai standar dan sipekerja pun banyak tidak pakai masker, pekerjaannya pun telihat amburadul.

Kualitas drainase P3,A Sukamurni tersebut, sudah dikeluhkan oleh masyarakat. Banyak yang menyampaikan kepada kami, bahwa ada pekerjaan fisik diduga tidak sesaui spek dan RAB pas dilakukan pengukuran tingginya hanya 58, centi meter boplangnya hanya pakai belahan bambu, galian pondasi pasang batunya tidak memakai cerucuk bambu untuk penguat dan pasanganya belum apa-apa sudah banyak yang retak-retak. “Makanya, tadi kami langsung turun. Ternyata benar, kami menilai pekerjaannya di bawah standar, dimita kepada dinas terkait turun langsung kelokasi dan melakukan penataan ulang agar mutu dan kualitas kontruksi bangunan irigasi saluran air kokoh dan sesuai spek nya terang””Yusuf

(Red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed