Kota Serang– kemajuanrakyat.id-Ketua Yayasan Pendidikan Informatika (YPI) Serang, H. Mulya Rahayu Rachmatoellah, Lc., M.Hum., menegaskan pentingnya sistem pendidikan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat, khususnya di Provinsi Banten.
Menurutnya, pendidikan sejatinya harus mampu menjawab tantangan zaman dan kebutuhan nyata masyarakat. Ia mencontohkan bagaimana Universitas Serang Raya (Unsera) sebagai salah satu perguruan tinggi di bawah naungan YPI, terus berupaya bertahan dan berkembang karena menyesuaikan diri dengan kebutuhan lokal.
“Pendidikan itu bagaimana anak-anak kita bisa beradaptasi dan survive di masa depan. Unsera bisa bertahan karena kami fokus pada kebutuhan masyarakat Banten,” ujarnya kepada wartawan Selasa, (7/10/2025).
Ia juga menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung kemajuan pendidikan. Pemerintah tidak cukup hanya mendorong, tetapi juga harus memberikan stimulasi nyata agar pendidikan berkembang secara merata dan berkualitas.
“Pemerintah harus hadir dan memfasilitasi, tentu tetap dengan mengikuti aturan yang ada. Misalnya, soal standar ruang kelas. Satu kelas idealnya maksimal 36 siswa, bukan sampai 50 seperti yang dulu pernah terjadi. Dalam kondisi penuh seperti itu, bagaimana siswa bisa belajar kritis atau mengasah empati dan keberanian?” tegasnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pendidikan bukan sekadar formalitas, tetapi proses pembentukan karakter dan pemikiran kritis. Ia mengajak masyarakat untuk tidak bersikap apatis terhadap kondisi sosial dan terus berpikir progresif.
“Anak-anak harus dilatih untuk bertanya, berpikir kenapa. Kenapa saya dipinggirkan? Kenapa saya dicubit? Itu membentuk daya kritis. Tapi tentu kritik yang produktif, bukan sekadar marah. Kalau sudah merasa harga dirinya diinjak, dia harus bisa melawan dengan cara yang benar,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa setelah mencapai kesejahteraan, seseorang tidak boleh berhenti berpikir kritis dan kembali pada pola pikir kapitalistik semata.
“Banyak yang ketika sudah sejahtera, pikirannya jadi pro ke kanan, kapitalistik. Padahal, pemikiran kiri yang berpikir kritis dan progresif itu harus terus dibawa meskipun sudah mapan secara ekonomi,” katanya.
Terkait lembaga pendidikan Al-Mubarok, Mulya melihat masih besarnya kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas.
“Pendidikan itu penting. Kita bisa bermain, tapi harus tetap pada tujuan. Mengembalikan sisi kemanusiaan. Tuhan saja menciptakan dunia ini tidak main-main. Jadi, mari bersungguh – sungguh dulu, baru nanti berbahagia ketika sudah berhasil. Jangan bercanda di saat perjuangan,” tutupnya.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar