Kota Serang, kemajuanrakyat.id-Jumlah jemaah haji asal Provinsi Banten yang wafat pada musim haji 1446 H/2025 M mengalami penurunan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Banten, tercatat 15 orang jemaah wafat selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, menurun dari 27 jemaah pada tahun 2024.
Ketua Tim Bina Haji Reguler dan Advokasi Haji Kanwil Kemenag Banten, H. Kadarisman, menyebutkan bahwa penurunan angka kematian menjadi indikator positif dari peningkatan layanan dan pengelolaan jemaah haji tahun ini.
“Alhamdulillah, jumlah jemaah haji asal Banten yang wafat tahun ini menurun cukup signifikan. Tahun lalu ada 27 orang, dan tahun ini turun menjadi 15. Tentunya tidak lepas dari upaya kolektif dalam memberikan layanan terbaik bagi jemaah,” ujar Kadarisman kepada wartawan, Senin (14/7/2025).
H. Kadarisman menjelaskan, salah satu faktor kunci penurunan angka kematian adalah peningkatan layanan kesehatan serta pendampingan intensif bagi jemaah lanjut usia dan berkategori risiko tinggi (risti). Selain itu, penerapan istithaah kesehatan sebelum pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) turut berperan dalam menyaring kesiapan fisik jemaah.
“Kita memperkuat koordinasi dengan tim kesehatan kloter dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Lansia dan jemaah risti mendapatkan pengawasan lebih ketat untuk memastikan mereka bisa menjalani ibadah dengan aman dan sehat,” jelasnya.
Demi menjaga tren positif, Kemenag Banten akan terus mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pelayanan jemaah. Fokus utama ke depan adalah penguatan bimbingan manasik haji, skrining kesehatan secara menyeluruh, serta sistem pendampingan jemaah sejak sebelum keberangkatan hingga kembali ke Tanah Air.
“Tentu menjadi catatan evaluasi bersama. Kami berkomitmen agar pelayanan terus membaik dan angka kematian jemaah bisa ditekan lebih rendah lagi di tahun-tahun mendatang,” tambahnya.
Diketahui, jumlah jemaah haji asal Banten pada musim haji 2025 mencapai 9.459 orang yang terbagi dalam 25 kelompok terbang (kloter). Sebagian besar di antaranya adalah jemaah lanjut usia dan memiliki kondisi kesehatan khusus.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar