Serang – kemajuanrakyat.id-Di momen Hari Guru Nasional, mantan Ketua PC ISNU Kabupaten Serang, H. Wasit Aulawi, yang juga menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Serang, menegaskan bahwa guru madrasah bukan sekadar pengajar, melainkan garda terdepan pembentukan karakter dan moral generasi. ia menggugah masyarakat untuk melihat lebih dalam pengorbanan guru di lapangan.
“Guru hari ini bukan hanya menyampaikan pelajaran, tapi juga menanamkan nilai, membimbing moral, dan menjaga integritas bangsa. Mereka menjadi teladan di tengah arus modernisasi dan disrupsi teknologi,” ujarnya. Kepada wartawan, Kamis (27/11/2025)
Di desa terpencil, seorang guru madrasah mengajar santri dengan fasilitas yang terbatas, gaji yang jauh dari ideal, dan beban administratif yang menumpuk. Dari sekitar 907 ribu guru madrasah di Indonesia, banyak yang berstatus non-ASN dan belum sepenuhnya bersertifikasi. Namun, semangat mengajar mereka tetap tinggi.
“Banyak guru datang ke kelas bukan karena fasilitas, tetapi karena cinta mereka pada ilmu dan generasi bangsa. Setiap senyum, doa, dan teguran lembut mereka membentuk karakter siswa,” jelas mantan Ketua PC ISNU itu.
Perhatian pemerintah melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG) juga mendapat sorotan. Peserta PPG madrasah melonjak drastis dari 12.001 guru pada 2023 menjadi 95.257 guru pada 2025, meningkat hingga 794 persen. Selain itu, 101.786 guru berhasil lulus PPG dan berhak memperoleh Nomor Registrasi Guru (NRG) untuk mencairkan Tunjangan Profesi Guru (TPG).
“Lonjakan ini menunjukkan komitmen negara dalam meningkatkan kompetensi guru. Namun, masih banyak tantangan terkait distribusi fasilitas, kompetensi, dan kesejahteraan yang merata,” tambahnya.
Di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), guru madrasah memegang peran strategis dalam menanamkan nilai moderasi, toleransi, dan nasionalisme. Melalui lembaga pesantren dan madrasah NU, para guru menjadi teladan, bukan sekadar pengajar teori.
“Tradisi pendidikan NU menekankan akhlak dan karakter. Guru madrasah di NU mendidik siswa agar cerdas sekaligus bermoral, menghadapi tantangan dunia digital dengan bijak, dan mencintai tanah air,” kata mantan Ketua PC ISNU periode 2013 -2022.
Ia menekankan bahwa bangsa harus menghargai pengorbanan guru secara nyata. Dukungan pemerintah berupa kebijakan, pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, dan kesejahteraan adalah kunci agar guru bisa terus menjadi pelita moral bangsa.
“Guru madrasah telah memberikan waktu, tenaga, pikiran, bahkan hidup mereka untuk generasi penerus. Sudah saatnya negara memberikan penghargaan yang layak. Masa depan bangsa tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak,” pungkasnya.
( Adventorial)











Komentar