Cilegon, Kemajuanrakyat.id-Gunawan Djajadi, pengusaha sukses yang lebih dikenal dengan nama Nio Geng Dhien, menyampaikan pandangannya mengenai kondisi nasionalisme Indonesia yang menurutnya semakin tergerus oleh kepentingan pribadi dan uang. Pria berusia 80 tahun ini yang lahir di Tegal, Jawa Tengah 1944 dan telah lama tinggal di Cilegon. Mengungkapkan kekhawatirannya tentang pudarnya semangat perjuangan bangsa Indonesia.
“Dulu, rakyat kecil ikut berjuang demi tanah air. Tapi sekarang, semua serba pragmatis dan hanya memikirkan uang,” ujar Gunawan dengan nada tegas.
Demikian diungkapkan nya kepada Yuyi dari wartawan media online kemajuanrakyat.id Sabtu 28/12/2024 di Cilegon.
Menurutnya, semangat perjuangan yang dikobarkan oleh Soekarno untuk merebut kemerdekaan sangat jauh berbeda dengan keadaan Indonesia saat ini.
Gunawan juga mengkritik kebijakan pemerintah yang menurutnya terlalu fokus pada efisiensi tanpa memikirkan dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan rakyat. “Berdikari itu harus dimulai dari pemimpin yang bisa memajukan masyarakat, bukan sekadar mencari keuntungan pribadi,” tambahnya.
Pendidikan dan kesadaran sosial juga menjadi sorotan Gunawan. Ia merasa bahwa masyarakat Indonesia semakin kurang peduli terhadap fasilitas umum, yang menurutnya mencerminkan kurangnya rasa cinta terhadap negara. “Fasilitas umum sekarang sering dirusak. Dulu, kami diajarkan untuk merawatnya dengan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gunawan menyinggung soal korupsi yang masih merajalela di Indonesia, bahkan mencakup penjualan rahasia negara. Ia menyatakan bahwa hal ini sangat bertentangan dengan semangat cinta tanah air. “Kalau rahasia negara saja bisa dijual, bagaimana bisa kita bicara soal cinta negara?” katanya.
Gunawan juga mengungkapkan permasalahan diskriminasi yang masih dirasakan oleh warga Tionghoa, khususnya dalam dunia pekerjaan. Meskipun ada kemajuan, diskriminasi terhadap minoritas terutama Tionghoa, masih ada khususnya dalam penerimaan pegawai negeri.
Di akhir wawancara, Gunawan menekankan pentingnya kesadaran kolektif untuk mencintai negara dan memperjuangkan hak – hak semua warga negara tanpa membedakan suku atau golongan. Ia menyatakan bahwa perubahan sejati hanya bisa terjadi jika seluruh elemen bangsa bersatu, bukan terpecah oleh kepentingan pribadi atau kelompok.
Sebagai tokoh yang telah berkiprah lama di Cilegon sejak 1952, Gunawan Djajadi mengingatkan bahwa semangat persatuan dan solidaritas antar bangsa harus lebih diutamakan daripada kepentingan individu atau kelompok tertentu.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar