oleh

Dispora Banten Dorong Kewirausahaan Pemuda Lewat Kolaborasi Lintas Sektor

Kota Serang– kemajuanrakyat.id-Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) terus mendorong pengembangan kewirausahaan di kalangan generasi muda. Staf Seksi Kewirausahaan Pemuda Dispora Provinsi Banten, Abid Dasuki konsep pengembangan kewirausahaan, sebenarnya telah lama diinisiasi melalui sejumlah program yang telah berjalan. Namun, cakupan dan efektivitasnya terus ditingkatkan melalui kerja sama lintas sektoral dengan berbagai lembaga, seperti UMKM, koperasi, Kementerian Agama, serta Kementerian Hukum dan HAM.

“Konsep ini sejalan dengan arahan gubernur. Kami hanya mengamini dan mendukung secara administratif. Dan juga menjadi bagian dari upaya peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP), yang menjadi indikator utama keberhasilan program kami,” ujar Abid kepada wartawan di Aula Gedung Negara, Senin (4/8/2025).

Ia menjelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan saat ini bersifat bertahap dan terukur. Salah satunya melalui program Indonesia Entrepreneur, yang dimulai dari skala kecil dengan melibatkan 30 sekolah sebagai pilot project. Ke depan, jumlah ini akan ditingkatkan secara bertahap agar pengawasan dan dampak program bisa lebih optimal.

“Jika cakupannya terlalu besar sejak awal, sangat khawatir pengawasan menjadi tidak maksimal. Maka kita fokus dulu ke wilayah kecil agar bisa berkembang secara organik,” tambahnya.

Abid juga menyoroti pentingnya aspek pemasaran dalam kewirausahaan masa kini. Menurutnya, kemampuan menjual produk kini tidak cukup hanya pada lingkup lokal, namun harus ditingkatkan hingga ke tingkat nasional bahkan internasional.

“Dulu orang berdagang hanya sebatas komunitas kecil. Sekarang zamannya digital marketing. Bahkan ada pemuda pelopor kita yang masuk pemetaan tingkat internasional,” tuturnya.

Ia menambahkan, keikutsertaan pemuda Banten dalam ajang kewirausahaan internasional juga sudah cukup baik, terutama di bidang produk makanan. Namun, ia menekankan pentingnya inovasi agar produk yang ditawarkan tidak monoton.

“Di Asia, kita lebih banyak kirim produk makanan. Sementara negara lain justru fokus pada produk-produk kapsul atau olahan herbal. Kita perlu inovasi agar tidak hanya fokus pada jualan, tapi juga mengembangkan konsep baru seperti pengolahan obat-obatan tradisional,”tutupnya.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed