Serang– kemajuanrakyat.id-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang, H. Aber Nurhadi, M.Pd, menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengontrol penggunaan gawai oleh anak-anak, terutama saat bermain game online.
“Kita perlu mengawasi anak ketika di kamar karena anak terbiasa memegang gawai untuk bermain game. Jika dibiarkan terus-menerus, penggunaan handphone yang berlebihan dapat berdampak pada mata dan kesehatan mental anak,” ujarnya kepada wartawan di Aula TB Suwandi, Setda Kabupaten Serang, Rabu (3/12/2025).
H. Aber menambahkan bahwa orang tua perlu membatasi durasi bermain gawai agar tidak melebihi empat jam per hari, karena studi menunjukkan risiko meningkatnya perilaku agresif dan penurunan interaksi sosial pada anak.
Acara sosialisasi yang bertajuk “Model Literasi Pengurangan Risiko Kecanduan Game Multiplayer Online dan Pencegahan Cyberbullying pada Remaja Sekolah Dasar” ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dan praktisi pendidikan, antara lain:
● Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SD Dindikbud Kabupaten Serang
● Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMP Dindikbud Kabupaten Serang
● Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah Bapperida Kabupaten Serang
● Tim Peneliti Universitas Multimedia Nusantara Tangerang
● Para kepala sekolah dan guru SD dan SMP se-Kabupaten Serang
● Seluruh peserta sosialisasi
H. Aber menekankan bahwa perkembangan teknologi digital membawa peluang sekaligus tantangan serius bagi anak-anak usia sekolah dasar. Akses mudah terhadap internet dan perangkat digital membuat anak-anak semakin rawan terhadap kecanduan game online dan risiko cyberbullying, yang berdampak pada kesehatan mental, sosial, dan akademik.
“Kita perlu meningkatkan literasi digital anak-anak, sehingga mereka tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga mampu memahami batasan penggunaan gawai, membangun empati digital, dan berkomunikasi etis di ruang digital,” jelasnya.
Kadis Dindikbud menyampaikan apresiasi atas kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Serang dan Universitas Multimedia Nusantara dalam mengembangkan model literasi digital berbasis ekologi sosial. Model ini dirancang untuk memperkuat ketahanan psikologis anak, membentuk empati digital, serta mendorong kolaborasi keluarga, sekolah, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan digital yang aman.
Harapan dari kegiatan ini dapat memberikan pemahaman menyeluruh kepada guru dan kepala sekolah tentang risiko kecanduan game online dan cyberbullying, menyediakan pedoman praktis untuk pencegahan dan intervensi dini, mendorong orang tua terlibat aktif dalam membimbing penggunaan gawai dan membentuk ekosistem digital yang berkelanjutan di lingkungan sekolah.
“Kegiatan sosialisasi ini merupakan langkah awal untuk memperkuat ketahanan digital anak-anak Kabupaten Serang agar menjadi generasi yang beretika, berdaya, dan berkarakter di era digital,” pungkasnya.
( Yuyi Rohmatunisa)














Komentar