oleh

Atasi 1.200 Ton Sampah per Hari, Mahasiswa UIN SMH Kembangkan Paving Block Ramah Lingkungan

Serang – kemajuanrakyat.id-Di tengah tumpukan sampah yang terus menggunung setiap harinya, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) dari Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten datang membawa harapan. Lewat tangan mereka, limbah plastik dan sampah anorganik yang biasa dianggap tak berguna, justru diolah menjadi paving block yang kuat, fungsional, dan ramah lingkungan.

Kelompok 01 Kukerta, yang mengusung tema Ecotheology, menjadikan program pengolahan sampah ini sebagai proyek utama dalam pengabdian mereka kepada masyarakat. Ide tersebut lahir dari kepedulian terhadap kondisi lingkungan di Serang, yang menurut data, menghasilkan lebih dari 1.200 ton sampah setiap harinya.

“Masalah sampah di Serang sudah sangat mendesak. Kami ingin program ini bukan sekadar edukasi, tapi solusi nyata yang bisa diterapkan masyarakat,” ujar Prananda, Ketua Kelompok Kukerta 01. Minggu, (3/8/2025).

Dengan metode yang sederhana dan bahan-bahan yang mudah ditemukan, para mahasiswa mengajak warga untuk memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai bahan campuran dalam pembuatan paving block. Prosesnya cukup sederhana, namun hasilnya kuat dan bisa langsung digunakan untuk kebutuhan infrastruktur lokal seperti halaman rumah, gang, atau fasilitas umum.

Tak hanya mahasiswa, warga pun antusias. Salah satunya, Mistaya, ketua pemuda di desa tempat program ini berlangsung.

“Kita tidak menyangka sampah bisa diubah jadi sesuatu yang bermanfaat seperti ini. Program ini membuka wawasan warga. Harapannya bisa berlanjut ke pelatihan-pelatihan lain,” katanya.

Dosen pembimbing lapangan, Agus Sukirno, melihat program ini bukan hanya sebagai kegiatan pengabdian biasa. Menurutnya, ini adalah cerminan nyata dari integrasi ilmu, iman, dan aksi sosial.

“Ini bentuk nyata dari ecotheology. Bukan hanya soal teknologi, tapi juga kepedulian dan pemberdayaan. Mahasiswa tidak hanya belajar, tapi juga menginspirasi,” ungkapnya.

Paving block hasil daur ulang ini tidak hanya lebih murah dibanding produk pabrikan, tetapi juga tahan lama dan berpotensi dikembangkan sebagai usaha kecil di lingkungan masyarakat.

Lebih dari sekadar proyek Kukerta, inovasi ini menjadi contoh bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana. Dari sampah menjadi berkah dan dari ide mahasiswa, lahirlah solusi bagi lingkungan.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed