Kota Serang – kemajuanrakyat.id-Politeknik Kesehatan (Poltekes) Aisyiyah Banten melaksanakan prosesi wisuda bagi 75 mahasiswa dari lima program studi. Kegiatan tersebut menjadi momentum penting bagi kampus yang tengah berkembang pesat sejak perubahan status dari akademi menjadi politeknik.
Badan Pembina Harian (BPH) Poltekes Aisyiyah Banten, Tri Heru Sukarno, menjelaskan bahwa institusi ini telah mengalami perjalanan panjang sejak berdiri sebagai Akbid Aisyiyah pada tahun 2000. Kini, setelah resmi terdaftar sebagai Poltekes pada 2018, kampus memiliki lima program studi, yaitu D-III Kebidanan, D-IV Kebidanan, Profesi Bidan, Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, serta Fisioterapi.
“Hari ini kita melaksanakan kegiatan wisuda untuk lima prodi dengan jumlah 75 mahasiswa yang diwisuda,” ujar Tri Heru Sukarno kepada wartawan Kamis, (27/11/2025).
Ia juga mengungkapkan adanya wacana pengembangan institusi menjadi universitas. Namun, rencana tersebut masih harus melalui proses bertahap mengingat Poltekes Aisyiyah baru berdiri secara resmi pada 2018.
“Ke depan tentu ada wacana untuk menjadi universitas. Beberapa pimpinan Muhammadiyah dan masyarakat juga memberi dorongan. Namun, semuanya harus estafet dan melihat perkembangan kampus,” jelasnya.
Tri Heru menambahkan bahwa beberapa program studi, terutama kebidanan, terus menunjukkan eksistensi karena kebutuhan masyarakat yang tinggi. Sementara itu, prodi Fisioterapi dinilai masih memiliki tantangan dalam hal minat calon mahasiswa di wilayah Serang–Cilegon, meski peminat di Jakarta cukup besar.
Dari sisi penyerapan lulusan, ia menyebutkan bahwa banyak mahasiswa telah mendapatkan pekerjaan bahkan sebelum yudisium. Ia mendorong lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi agar semakin kompetitif di dunia kerja.
Pada aspek pengembangan SDM, pihak kampus juga memberikan perhatian khusus kepada para dosen. “Dosen adalah aset. Kita mendorong dosen untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Ada tiga dosen yang kami dorong melanjutkan S3 dengan pembiayaan separuh dari kampus,” tandasnya.
Selain itu, kampus juga memperkuat sertifikasi dosen dan mendorong lulusan baru untuk mengambil pendidikan profesi. Disamping itu peluang kerja tenaga kesehatan, termasuk di luar negeri, semakin terbuka. Karenanya, penguasaan bahasa asing dan penguatan mental dianggap sebagai kebutuhan penting.
“Tuntutan kerja luar negeri sekarang sangat besar. Mahasiswa harus kita support penguasaan bahasa asing dan peningkatan keterampilan agar siap bersaing,” tutupnya.
( Yuyi Rohmatunisa)













Komentar