oleh

Wakasek Humas SMPN 4 Kota Serang, Keterbatasan Ruang Tak Halangi Layanan Pendidikan

Kota Serang,kemajuanrakyat.id-SMP Negeri 4 Kota Serang menerapkan kurikulum baru tahun ajaran 2025/2026 sesuai dengan instruksi dari pengawas pendidikan. Kurikulum langsung diadaptasi dalam proses pembelajaran untuk peserta didik baru.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMPN 4 Kota Serang, Ari Santi, SE, M.Pd, mengatakan bahwa seluruh kebijakan sekolah, termasuk implementasi kurikulum dan penerimaan siswa baru telah sesuai prosedur dan peraturan.

“Segala bentuk kebijakan tidak bisa dilakukan sepihak, semuanya harus mengacu pada arahan pimpinan dan regulasi yang berlaku. Itu menjadi koridor utama kami dalam bertindak,” ujar Ari kepada wartawan, Kamis (24/7/2025).

Tahun ini, jumlah siswa baru yang diterima mencapai 352 orang yang terbagi dalam sembilan rombongan belajar. Jumlah ini hanya selisih satu siswa dari tahun lalu. Total siswa aktif di SMPN 4 Kota Serang kini mencapai sekitar 1.016 orang.

Meski ruang kelas terbatas, sekolah memastikan distribusi siswa tetap aman dan sesuai kapasitas. “Kita mengikuti prosedur, dan semua proses SPMB dilindungi dengan MoU nota kesepakatan serta dokumen pendukung lainnya. Jadi semua transparan dan bisa di pertanggungjawabkan,” tegasnya.

Ari menambahkan, sekolah tidak bisa menerima siswa di luar jalur resmi. “Ketika kami tidak bisa menerima, itu bukan karena menolak masyarakat, tapi karena tidak sesuai jalurnya. Sekolah hanya pelaksana dan semua keputusan sudah ada payung hukumnya,” jelasnya.

Dari sisi peningkatan kualitas guru, pihak sekolah terus aktif mengikuti workshop dan pelatihan, baik yang diadakan oleh Dinas Pendidikan maupun pihak lainnya. Guru-guru yang mengikuti pelatihan kemudian mentransfer ilmu kepada rekan sejawat.

“Ini penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan metode mengajar agar tidak monoton. Misalnya saat MPLS, pendekatannya dibuat ramah dan menyenangkan agar siswa merasa nyaman di lingkungan baru,” katanya.

Selain itu, sekolah juga mengaktifkan komunikasi dengan orang tua melalui paguyuban kelas. Setiap wali kelas membentuk grup paguyuban untuk menyampaikan informasi dan memantau perkembangan siswa secara langsung.

“Saya ingin sekolah menjadi rumah kedua bagi anak-anak. Dengan sinergi antara guru, orang tua dan siswa, siswi proses pendidikan bisa berjalan optimal,” tambahnya.

Ari berharap perhatian pemerintah terhadap fasilitas dan sarana sekolah bisa ditingkatkan. Menurutnya, dana BOS hanya cukup untuk perawatan ringan, sementara kebutuhan besar seperti renovasi ruang kelas atau perbaikan lapangan butuh dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed