oleh

Presiden Jokowi: Pers Indonesia Tak Boleh Terjebak Pada Sikap Pragmatis

BOGOR, Kemajuanrakyat.id  – Presiden Jokowi memahami beratnya tekanan yang dialami industri pers nasional dalam dua tahun terakhir, yang antara lain disebabkan oleh pandemi Covid.

“Saya tahu, dalam dua tahun terakhir, industri pers nasional mengalami tekanan yang luar biasa berat. Mengatasi tekanan akibat pandemi, disrupsi digital, serta tekanan platform raksasa asing yang menggerus potensi ekonomi dan pengaruh media-media arus utama,” ujar Jokowi dalam acara puncak Peringatan Hari Pers Nasional yang disampaikan secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (9/2).

Jokowi menyebut, perubahan drastis lanskap persaingan media melahirkan berbagai persoalan pelik. Yang ditandai oleh munculnya sumber-sumber informasi alternatif, tumbuh suburnya tren informasi yang semata mengejar jumlah klik/view, membanjirnya konten yang hanya mengejar viral, masifnya informasi yang menyesatkan, bahkan cenderung adu domba, sehingga menimbulkan kebingungan dan perpecahan.

Dalam kondisi penuh tekanan ini, Jokowi meminta media arus utama untuk secepatnya bertransformasi, semakin inovatif, meningkatkan teknologi, serta mengakselerasi pertumbuhan yang sehat.

“Media arus utama harus membanjiri kanal-kanal dan platform-platform dengan berita2 baik, mencerdaskan dan mengisi konten-konten berkualitas, dan menjadikan kepercayaan dan integritas sebagai modal untuk merebut peluang yang ada,” tuturnya.

Jokowi menambahkan, pers Indonesia harus mampu memperbaiki kelemahan-kelemahan sambil melanjutkan agenda-agenda besar bangsa.

Di samping terus menguatkan pijakan untuk melompat lebih tinggi, dan mampu berselancar di tengah perubahan mempercepat transformasi digital untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik berkualitas, lebih cepat dan akurat. Serta tidak terjebak pada sikap pragmatis yang menggerus integritas kita. (Red)