Kota Serang , Kemajuanrakyat.id-Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), Tun Seri Setia Dr. Haji Mohd Ali bin Mohd Rustam, melakukan kunjungan penting ke Provinsi Banten dalam rangka mempererat hubungan antara komunitas Melayu Islam di kawasan Asia Tenggara. Dalam kunjungannya, ia menekankan pentingnya sinergi antara Indonesia dan Malaysia khususnya antara Banten dan Malaka.
Dalam wawancara kepada wartawan usai kegiatan DMDI Provinsi Banten yang berlangsung di Pendopo Gubernur Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu (25/6/2025), Dr. Mohd Ali menyampaikan pandangannya mengenai potensi besar yang bisa digarap bersama oleh kedua daerah.
“Banyak aspek seperti budaya, seni, pendidikan, dan ekonomi yang bisa kita padukan antara Banten dan Malaka. Ini menjadi kekuatan bersama yang bisa kita kembangkan melalui kerja sama lintas negara,” ujarnya.
DMDI yang kini memiliki anggota dari 23 negara, berencana menggelar kompetisi tahunan pada bulan Oktober mendatang. Ajang ini akan menjadi wadah bagi negara-negara anggota untuk mempererat hubungan dan berbagi pengalaman lintas budaya.
“Insyaallah, 23 negara akan hadir. Kita ingin bicara lebih banyak tentang kerja sama konkret yang bisa dilakukan ke depan,” tambahnya.
Sebagai bagian dari promosi budaya Melayu, bulan Juli mendatang Malaka akan menjadi tuan rumah pertandingan gasing Melayu tingkat dunia. Acara ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya serumpun sekaligus menarik wisatawan mancanegara.
Lebih lanjut, Presiden DMDI juga berharap ada lebih banyak pertukaran kunjungan antara warga Banten dan Malaka, baik dalam konteks pariwisata, budaya, maupun sektor ekonomi kreatif.
“Saya sering ke Jakarta, tapi ternyata Banten ini luar biasa. Populasinya besar, 12 juta jiwa dan memiliki banyak potensi. Maka dari itu, kami memutuskan datang ke sini,” ucapnya.
Kunjungan ini menjadi langkah awal yang strategis dalam menjalin kerja sama berkelanjutan antara DMDI dan Pemerintah Provinsi Banten, yang diharapkan dapat membawa dampak positif bagi penguatan identitas Melayu Islam dan pembangunan ekonomi kawasan.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar