oleh

PMII Kepung Gedung DPRD Banten, Tuntut Keadilan Sosial dan Kesetaraan

Kota Serang – kemajuanrakyat.id-Suara mahasiswa kembali menggema di jantung kekuasaan. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Serang memadati kawasan Gedung DPRD Provinsi Banten Senin, (1/9/2025). Mereka datang bukan sekadar berkumpul, tetapi membawa aspirasi rakyat dan menyuarakan keresahan atas ketidakadilan serta ketimpangan yang kian terasa di tengah kehidupan masyarakat.

Aksi demonstrasi digelar sebagai bentuk protes terhadap lemahnya keberpihakan wakil rakyat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan publik secara menyeluruh.

Dalam orasinya, Ketua Cabang PMII Kota Serang, Ati Rohati, dengan lantang menyampaikan semangat perjuangan dan panggilan nurani mahasiswa.

“Api telah kau nyalakan, keluar penjarakan kau kibarkan dan maju ke muka. Hidup mahasiswa!. Salam pergerakan!, “serunya, disambut pekik solidaritas para demonstran.

“Kita hadir disini karena tidak bisa lagi tinggal diam. Ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan pembiaran terhadap problem sosial adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah rakyat,” tegas Ati.

Menurutnya, PMII memandang bahwa ketimpangan sosial, ketidaksetaraan akses pendidikan, ketidakadilan dalam distribusi ekonomi, serta lemahnya keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kecil masih menjadi persoalan krusial yang belum terselesaikan.

Ati juga mengkritik gaya hidup mewah pejabat dan anggota legislatif yang dinilai tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat.

Ia menegaskan bahwa DPRD sebagai representasi rakyat harus lebih responsif dan terbuka terhadap suara mahasiswa yang membawa aspirasi masyarakat. PMII mendesak para wakil rakyat untuk tidak hanya berdiam diri, tetapi aktif memperjuangkan kepentingan publik, terutama mereka yang selama ini termarjinalkan.

“Kita tidak bisa diam, sahabat-sahabat. Melihat situasi hari ini ketidakadilan dan ketimpangan, mahasiswa harus hadir dan bersuara,” lanjutnya.

Ati juga mendesak agar DPRD Provinsi Banten sebagai lembaga legislatif tidak hanya menjadi pelengkap administrasi, melainkan benar – benar menjalankan fungsi pengawasan dan representasi rakyat secara nyata.

“Sudah terlalu lama masyarakat menunggu keadilan yang tak kunjung hadir. DPRD jangan hanya duduk manis di ruang ber-AC, tapi harus mendengar suara dari bawah,” tambahnya.

Aksi ini bukan sekadar bentuk protes, melainkan pengingat akan fungsi DPRD dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan publik. PMII menyoroti berbagai isu, antara lain disparitas pembangunan antar wilayah, ketimpangan pendidikan, pengabaian hak-hak buruh, petani, serta praktik birokrasi yang dianggap jauh dari nilai-nilai transparansi dan keadilan sosial.

“Kita datang dengan kepala tegak, mewakili suara rakyat kecil yang sering diabaikan. Jika hari ini DPRD masih memilih diam, maka sejarah yang akan mencatat siapa yang berpihak, dan siapa yang abai,” pungkas Ati menutup orasinya.

Aksi mahasiswa dikawal ketat oleh personel TNI dan polisi. Sejumlah anggota TNI, termasuk intelijen militer berseragam, hadir di lokasi untuk memantau situasi secara langsung.

Kehadiran unsur TNI menunjukkan bahwa dinamika aksi mahasiswa masih menjadi perhatian serius, terutama di tengah situasi sosial yang dinamis dan rawan gesekan. Meski demikian, aksi berlangsung damai dan tertib tanpa insiden berarti.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed