Serang, Kemajuanrakyat.id-Siti Nur Asiah, Kepala Sekolah TK Putra II Kota Serang, berbagi pandangannya mengenai pembelajaran dan pengembangan karakter anak – anak di sekolahnya. Menurutnya, pembelajaran di TK Putra II tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pentingnya interaksi sosial, emosional, dan pengembangan karakter anak.
“Salah satu hal yang kami tekankan adalah efektivitas bermain. Anak – anak di kelas tidak hanya belajar secara akademis, tetapi mereka juga belajar untuk bersosialisasi dengan teman – temannya, mengenal berbagai latar belakang, dan berteman dengan siapa saja, tidak terbatas pada teman yang itu – itu saja. Secara emosional, mereka tahu kelompok mereka, dan tidak memandang apakah itu kelas mereka atau bukan,” ujar Siti.
Siti juga menjelaskan bahwa hubungan guru dan murid di sekolahnya sangat dekat. “Anak-anak kami tidak membedakan guru. Bahkan, setiap kali istirahat, mereka datang ke kantor untuk bersalaman dengan kepala sekolah. Ini sudah menjadi kebiasaan yang mereka lakukan tanpa perlu diperintah,” tambahnya. Menurutnya, ini menunjukkan pentingnya keteladanan dalam membentuk sikap baik pada anak-anak.
Dalam proses pembelajaran, TK Putra II menerapkan sistem pembebasan, di mana guru bertindak sebagai fasilitator. “Kami memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk menemukan potensinya. Guru bukan ‘penyuap’ informasi, tetapi menggali potensi anak dan membimbing mereka sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka,” jelas Siti.
Namun, Siti juga menyadari adanya tantangan dalam pembelajaran berbasis kebebasan ini. “Meski anak-anak bebas bereksplorasi, mereka tetap terpengaruh oleh teman – temannya. Sebagai guru, kami menyiapkan berbagai media dan area belajar yang dapat mendukung pembelajaran mereka. Kami juga rutin melakukan sinergi antara guru dan anak untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif,” katanya.
Kerjasama dengan orang tua juga menjadi salah satu pilar penting di TK Putra II. “Kami selalu mengadakan sosialisasi dengan orang tua, seperti pada saat tahun baru. Kami minta dukungan penuh agar kegiatan di rumah bisa selaras dengan yang dilakukan di sekolah. Salah satunya adalah membuat mading (majalah dinding) yang dilakukan setiap minggu. Anak – anak diberi kebebasan untuk berimajinasi, dan hasil karya mereka dipajang di kelas sebagai bentuk apresiasi,” ujar Siti. Menurutnya, meskipun hasilnya beragam, setiap karya anak dihargai, dan itu sangat membanggakan bagi mereka.
TK Putra II juga telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. “Tahun ini kami memiliki 86 siswa yang terbagi dalam dua kelompok, A dan B. Kami menjalankan dua sesi setiap hari, dengan 12 guru yang terdiri dari 4 ASN dan 8 honorer,” kata Siti. Untuk biaya pendidikan, Siti menjelaskan bahwa orang tua siswa dikenakan biaya uang pangkal sebesar 5 juta rupiah, yang sudah termasuk pendaftaran, seragam sekolah, kegiatan anak, SPP, buku raport, dan tas. “SPP kami tetapkan sebesar 350 ribu rupiah per bulan, yang digunakan untuk honor guru dan operasional lainnya,” tambahnya.
Dalam hal pendanaan, Siti mengatakan bahwa TK Putra II mendapatkan Bantuan Operasional (BOP) dari pemerintah, yang digunakan untuk mendukung honor guru dan beberapa komponen lainnya. “BOP PAUD untuk satu tahun per siswa sebesar 600 ribu rupiah, meskipun kami sempat mengajukan 86 siswa, namun hanya 76 yang disetujui,” jelasnya.
Selain itu, TK Putra II memiliki program khusus yang melibatkan Kementerian PUPR. “Kami bekerja sama dengan PUPR dalam beberapa kegiatan, seperti memperkenalkan alat berat kepada anak – anak. Kami bahkan membuat miniatur alat berat seperti beco dari bahan sterofom. Program ini memberi pengalaman langsung kepada anak – anak untuk mengenal dunia yang lebih luas,” ungkap Siti dengan antusias.
Sebagai penutup, Siti berharap TK Putra II semakin berkembang dan dikenal sebagai sekolah yang berkualitas. “Kami ingin sekolah ini semakin jaya, peminatnya semakin banyak. Dengan adanya program – program menarik seperti yang sudah kami jalankan, kami yakin TK Putra II akan terus menjadi pilihan orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak – anak mereka,” tutupnya.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar