Banten– kemajuanrakyat.id-Kepemimpinan tidak lahir secara instan. Ia tumbuh melalui proses panjang, salah satunya melalui pengalaman berorganisasi. Hal inilah yang ditekankan Koordinator Pusat BEM Banten Bersatu, Bagas Yulianto, saat berbagi gagasan dalam kegiatan Sekolah Kepemimpinan (SEKPIM) 2025.
Di hadapan puluhan peserta yang merupakan kader mahasiswa dari berbagai kampus di Banten, Bagas menyampaikan materi Manajemen Organisasi. Materi menjadi ruang refleksi sekaligus pembelajaran tentang bagaimana organisasi mahasiswa seharusnya dikelola, bukan hanya sebagai wadah aktivitas, tetapi juga sebagai sekolah kepemimpinan yang sesungguhnya.
Dengan gaya penyampaian yang lugas, Bagas menuturkan bahwa manajemen organisasi bukan semata soal struktur, jabatan, atau program kerja. Lebih dari itu, organisasi adalah tentang manusia, nilai, dan kesadaran kolektif untuk bergerak bersama.
“Organisasi atau aliansi yang kuat lahir dari manajemen yang tertata, kepemimpinan yang beretika, serta kesadaran kolektif untuk bergerak bersama demi tujuan yang lebih besar,” ujar Bagas Minggu, (14/12/2025).
Ia menilai, tantangan mahasiswa hari ini semakin kompleks. Oleh karena itu, kader tidak cukup hanya memiliki keberanian menyuarakan kritik, tetapi juga harus mampu mengelola organisasi secara terarah, sistematis, dan bertanggung jawab. Manajemen yang baik, menurutnya, akan melahirkan organisasi yang sehat dan berdaya tahan.
Dalam pemaparannya, Bagas juga mengajak peserta memahami manajemen organisasi sebagai proses yang berkelanjutan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga evaluasi. Semua tahapan tersebut menjadi bekal penting bagi mahasiswa dalam membangun kepemimpinan yang matang dan berintegritas.
Kegiatan Sekolah Kepemimpinan 2025 menjadi momentum penting bagi BEM Banten Bersatu untuk meneguhkan komitmen mencetak kader pemimpin masa depan. Melalui penguatan kapasitas organisasi, diharapkan lahir generasi mahasiswa yang tidak hanya kritis, tetapi juga mampu mengabdikan kepemimpinannya untuk kepentingan masyarakat luas.
( Yuyi Rohmatunisa )
Komentar