Serang – kemajuanrakyat.id-Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang tergabung dalam Kelompok 01 Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) melaksanakan kegiatan Jumat Bersih bersama warga di lingkungan desa tempat mereka mengabdi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja bertema Ecoteologi, yang menjadi fokus pengabdian masyarakat UIN SMH Banten.
Kegiatan Jumat Bersih dilakukan secara gotong royong oleh mahasiswa dan masyarakat setempat dengan membersihkan area masjid, jalan lingkungan, dan saluran air. Selain menjaga kebersihan, kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan kesadaran spiritual tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Ketua Kelompok Kukerta 01, Prananda, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari nilai-nilai ecoteologi, yang mengintegrasikan ajaran agama dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
“Kegiatan ini sejalan dengan tema ecoteologi yang kami usung. Dalam Islam, kebersihan merupakan sebagian dari iman. Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa menjaga kebersihan adalah bagian dari ibadah,” ujar Prananda, Jumat (1/8/2025).
Kegiatan tersebut mendapat sambutan positif dari warga. Ketua RT setempat, Enoh, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif mahasiswa Kukerta yang dinilai memberi dampak langsung bagi masyarakat.
“Ini kegiatan yang sangat baik. Selain lingkungan menjadi bersih, masyarakat juga jadi lebih semangat untuk gotong royong. Saya harap ini bisa terus berlanjut,”katanya.
Tidak hanya berdampak pada kebersihan fisik lingkungan, kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial antara mahasiswa dan warga. Suasana kebersamaan tercipta saat warga dan mahasiswa bahu-membahu membersihkan lingkungan.
Prananda menambahkan, kegiatan Jumat Bersih ini akan dilaksanakan secara rutin setiap pekan selama masa Kukerta berlangsung. Pihaknya berharap, semangat menjaga kebersihan dapat terus terjaga bahkan setelah masa Kukerta usai.
“Kita ingin menanamkan nilai ecoteologi secara nyata dalam kehidupan masyarakat. Harapannya, kesadaran lingkungan yang berlandaskan nilai keagamaan bisa menjadi budaya yang berkelanjutan,” pungkasnya.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar