Serang, Kemajuanrakyat.id-Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Banten, Tinawati Andra Soni mengatakan bahwa pembangunan daerah tidak akan berhasil tanpa keterlibatan keluarga, dimana ada peran perempuan di dalamnya. Jika keluarga sehat, mandiri, dan berdaya, maka masyarakat serta daerah akan lebih mudah maju.
Hal itu disampaikan Tinawati Andra Soni saat mendampingi Gubernur Banten bersama Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Banten, Mira Deden, dalam monitoring kegiatan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) di Kampung Pekijing, Kelurahan Kalang Anyar, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Sabtu (23/8/2025).
Monitoring dilaksanakan terhadap advokasi dan sosialisasi pembentukan Rumah Data Kependudukan, Bina Keluarga Lansia dengan tema “Lansia Tangguh, Sehat, Mandiri, dan Produktif”, serta sosialisasi pemberdayaan perempuan di bidang politik, hukum, sosial, dan ekonomi. Program ini sekaligus dirangkaikan dengan Peluncuran Ruang Bermain Indonesia (RBI) Banten dan Festival Dolanan Anak.
Di kesempatan itu, Tinawati menekankan bahwa keluarga adalah pondasi utama pembangunan. Menurutnya, jika keluarga sehat, mandiri, dan berdaya, maka masyarakat serta daerah akan lebih mudah maju.
“Saya bersama Bapak Gubernur hadir di Kampung Pekijing bersama DP3AKKB. Kegiatan ini sangat penting karena menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat, mulai dari lansia, ibu rumah tangga, hingga anak-anak. Saya melihat antusiasme warga sangat tinggi, dan ini menjadi modal berharga untuk terus mendorong partisipasi aktif warga,” ujar Tinawati.
Ia menambahkan, perhatian terhadap perempuan tidak boleh sebatas wacana. Harus ada pelatihan nyata, pendampingan, dan ruang untuk mereka berkembang.
“Perempuan adalah garda terdepan dalam keluarga. Ketika perempuan diberdayakan, maka anak-anak akan tumbuh lebih sehat, lansia akan lebih diperhatikan, dan ekonomi keluarga pun bisa lebih produktif. Jadi, pemberdayaan perempuan ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi dampaknya sangat luas,” jelasnya.
Tinawati juga menyinggung pentingnya pemanfaatan lingkungan sederhana untuk mendukung ketahanan gizi keluarga. Salah satunya melalui pemanfaatan pekarangan rumah menjadi kebun rumah tangga.
“Tadi saya melihat ada masyarakat manfaatkan pekarangan rumah menjadi kebun selada. Hal kecil seperti itu sangat penting, karena dari pekarangan rumah kita bisa memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Kalau ini diperluas, tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri, tapi juga bisa menambah penghasilan. Jadi, program sederhana ini harus terus didorong bersama kader PKK, posyandu dan kader-kader lainnya,” kata Tinawati.
Ia pun berharap Kampung Pekijing bisa menjadi contoh percontohan yang dapat ditiru wilayah lain di Provinsi Banten.
“Kampung ini dapat menjadi model bagi kampung-kampung lain di Provinsi Banten, bisa direplikasi ke kecamatan dan desa lain. Intinya, kami dari TP PKK akan terus hadir bersama masyarakat, karena keluarga adalah lini terkecil dari pemerintahan yang menentukan keberhasilan pembangunan,” tegas Tinawati.
Di lokasi yang sama, Kepala DP3AKKB Provinsi Banten Siti Ma’ani Nina menambahkan, bahwa seluruh kegiatan ini dirancang untuk memperkuat peran keluarga sebagai pusat pembangunan sekaligus meningkatkan kapasitas perempuan agar mampu mandiri secara ekonomi, sosial, maupun politik.
“Yang pertama terkait dengan rumah data. Rumah data ini menjadi pusat informasi di Kampung Keluarga Berkualitas. Dengan data yang valid, pemerintah lebih mudah menyusun program yang tepat sasaran,” ungkap Nina.
“Selain itu, ada pelatihan untuk perempuan, mulai dari politik, hukum, hingga ekonomi. Harapannya, mereka tidak hanya paham hak dan kewajibannya, tapi juga mampu berkontribusi nyata di masyarakat,” tambah Nina.
Nina juga menjelaskan, peningkatan produktivitas perempuan menjadi fokus utama. Menurutnya perempuan sekarang sudah mulai bergerak di bidang ekonomi. Dari pelatihan yang diberikan Pemprov Banten, mereka bisa menghasilkan produk sederhana.
“Dari situ, mereka belajar bukan hanya memenuhi kebutuhan diri sendiri, tapi juga mengembangkan usaha hingga bisa dijual keluar kampung. Jadi, pelatihan seperti ini sangat berdampak karena membuka peluang ekonomi baru bagi keluarga,” tambahnya.
Nina menekankan bahwa program-program yang dikembangkan tidak membebani masyarakat karena berbasis pada kearifan lokal dan swadaya warga.
“Contohnya di Kampung Jimpitan Kota Tangerang, saat ini sudah bangkit dengan swadaya masyarakat melalui iuran harian. Sekarang kita coba terapkan di Kampung Pekijing, dan alhamdulillah sudah mulai terlihat hasilnya. Kami berharap Kabupaten/Kota lain di Provinsi Banten juga bisa meniru. Karena ini tidak membutuhkan sarana mahal, cukup memanfaatkan apa yang sudah ada di masyarakat,” jelas Nina.
Nina menegaskan, bahwa program ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan gerakan nyata untuk membangun Banten dari tingkat keluarga.
“Jika setiap keluarga di Provinsi Banten berdaya, sehat, dan mandiri, maka Provinsi Banten akan semakin maju. Kami (Pemprov Banten, red) hadir untuk memastikan itu berjalan, dengan menggandeng seluruh unsur, termasuk kader PKK, posyandu, hingga tokoh masyarakat,” tutup Nina.
(red)
Komentar