oleh

Karya Warga Binaan Diapresiasi Publik, Kakanwil Ditjenpas Banten Sebut IPPA Fest 2025 Bukti Nyata Pembinaan

Tangerang – kemajuanrakyat.id-Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Banten, Ali Syeh Banna, menyatakan dukungan penuhnya terhadap gelaran Indonesian Prison Products and Art Festival (IPPA Fest) 2025. Festival yang berlangsung di kawasan Aloha Pasir Putih, PIK 2, Tangerang, Sabtu (9/8/2025) menjadi ajang apresiasi karya kreatif warga binaan dari seluruh Indonesia dalam rangka menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia.

IPPA Fest 2025 merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS), Agung Sedayu Group, pelaku UMKM, serta 33 kantor wilayah pemasyarakatan di Indonesia. Kegiatan ini menampilkan berbagai produk unggulan hasil karya warga binaan, mulai dari kerajinan tangan, fesyen, hingga produk kuliner.

Ia menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya festival yang dinilainya sebagai wujud nyata keberhasilan pembinaan di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan).

“Kegiatan ini membuktikan bahwa pembinaan yang kami lakukan mampu menghasilkan karya berkualitas dan bernilai jual tinggi,” ujarnya.

Ali juga mengapresiasi dukungan berbagai pihak dalam membantu promosi karya-karya warga binaan dan menekankan pentingnya mengubah cara pandang masyarakat terhadap hasil karya.

“Saya ingin masyarakat membeli produk warga binaan bukan karena rasa iba, tetapi karena kualitasnya memang layak dan bersaing,” tegasnya.

Melihat langsung beragam produk yang dipamerkan, Ali menilai bahwa kualitas hasil karya warga binaan terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurutnya, dengan pendampingan yang tepat, produk – produk memiliki potensi besar untuk dipasarkan secara nasional bahkan menembus pasar internasional.

“Potensi ini sangat besar. Konsistensi dalam pelatihan, pendampingan dan strategi pemasaran akan menjadi kunci,” tambahnya.

IPPA Fest 2025 mengusung semangat “Merdeka Beraktivitas Walau Tempat Terbatas”, sebagai simbol bahwa keterbatasan ruang bukan penghalang untuk terus berkarya dan berkembang.

Ali Syeh Banna berharap festival tidak hanya menjadi ajang pameran semata, tetapi juga mampu membuka mata masyarakat bahwa proses pembinaan di lapas dan rutan dapat menjadi jalan menuju perubahan yang lebih baik.

“Kegiatan ini adalah bentuk apresiasi, motivasi, sekaligus pembuktian bahwa setiap individu berhak mendapatkan kesempatan kedua,” tutupnya.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed