oleh

Inovasi Posyantek Cilegon Mesin Pengemas Garam Tahan Karat, Produksi Cepat dan Ramah Lingkungan

Kota Serang, Kemajuanrakyat.id-Sebuah inovasi teknologi tepat guna kembali lahir dari Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Tangguh Kota Cilegon. Muhammad Ifaldi Hanif, inventor muda dari Posyantek Cilegon memperkenalkan mesin pengemas garam otomatis yang tahan karat dan mampu memproduksi ratusan kemasan hanya dalam waktu singkat.

Menurut Ifaldi, alat yang diberi nama Band Sealer ini memiliki sistem kerja yang sederhana namun efisien. “Pertama, garam dimasukkan ke dalam kemasan, lalu diletakkan pada bagian alat yang sudah disediakan. Sebelumnya alat harus dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai suhu standar di atas 140 derajat Celcius,” jelasnya kepada wartawan saat di temui di Gedung Negara Jum’at, (13/6/2025).

Alat dilengkapi dengan termometer otomatis dan conveyor belt dengan kecepatan 6 meter per menit. Setelah suhu tercapai, kemasan diletakkan di atas pita berjalan dan secara otomatis akan dijepit serta disegel. Proses penyegelan per kemasan hanya memakan waktu kurang dari 5 detik.

Meski baru memiliki satu unit, alat ini telah menarik minat mitra Posyantek dan sudah mulai dipasarkan melalui platform e-commerce. “Alat ini dijual seharga Rp. 5,9 juta dengan garansi dan layanan purna jual yang workshop-nya juga berada di dekat sini. Bahkan kami rencanakan metode pembayaran cicilan ke depannya,” ujar Ifaldi.

Inovasi ini lahir dari pengamatan terhadap masalah produksi di kalangan UMKM garam pada awal 2024. Alat pengemas garam yang beredar di pasaran dinilai tidak tahan terhadap uap dan kandungan garam yang tinggi, sehingga mudah mengalami korosi. “Rata-rata alat pengemas seperti hand sealer hanya bertahan sekitar tiga bulan. Kami mencoba meminimalisir risiko kerusakan akibat korosi dengan memilih material dan desain yang sesuai,” tambahnya.

Namun, Ifaldi menekankan bahwa inovasinya bukan hanya pada bentuk alat, tetapi juga pada pendekatan manajemen produksi yang diterapkan. Ia mengusung konsep ESG (Sosial, Lingkungan, Ekonomi) sebagaimana dicanangkan UNICEF, yang sejalan dengan visi Asta Cita dari Presiden RI.

“Kami ingin menciptakan usaha yang tidak hanya mengejar keuntungan, tapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,” tuturnya.

Meski baru dalam tahap awal pengembangan, Ifaldi berharap inovasi ini dapat dikembangkan lebih luas dan mendukung kemandirian industri garam lokal yang lebih berkelanjutan.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed