Kemajuan Rakyat, Serang-Berawal dari perkenalan di content info lowongan pekerjaan di aplikasi FeceBook melalui akun PRd KL, calon tenaga kerja (Cateker) atas nama Hengki Lesmana diduga ditipu oleh oknum calo tenaga kerja yang biasa mangkal di warung depan PT. Modern Panel Indonesia (MPI).
Menurut kronologis korban tipu daya, oknum calo (Ade) setelah bertemu dengan prd KL Hengki (korban) diajak ke rumah Ade oknum calo, dijelaskan oleh Ade “kalau sistem kerja di PT MPI karyawan harian lepas dengan upah gaji perhari kerja 12 jam sebesar Rp.220.000 (dua ratus dua puluh ribu rupiah) dan dijelaskan kalau mau kerja di PT MPI harus memakai Administrasi sebesar Rp.4.000.000 (Empat juta rupiah), kalau siap hari Senin pagi kerja, datang jam 08.00 wib ke rumah saya” kata Hengki menirukan perkataan Ade.s
Masih dengan Hengki, di hari Minggu 11 April 2021 jam 11.48 wib Ade meminta Down payment (DP) uang Rp.1.000.000 (satu juta rupiah) melalui pesan WhatsApp dengan chatan nya untuk anaknya pak lurah, di jawab oleh Hengki “ga usah pake DP kalau uang yang di pinta bang Ade adm 4jt sudah ada” kata Hengki kepada Ade.
Di hari Senin 12 April 2021 jam 08.30 wib Hengki datang dan bertemu di rumah Ade, langsung Ade berkata sudah siap belum duitnya karena kalau mau kerja ke PT MPI harus bareng bawa duitnya ke dalam, baru bisa langsung kerja hari ini juga paling lambat besok pagi(Selasa 13 April 2021) jam 08.00wib” sambung Hengki.
Saya dibawa ke dalam perusahaan PT MPI oleh Ade di samping pos security dan dipertemukan dengan pihak orang perusahaan, saya tidak tau namanya, beliau berkata “mana foto copy KTP nya, dan menerangkan kalau upah di sini (PT. MPI) sehari 200.000, jam kerjanya dari jam 08 pagi sampai jam 08 malam, begitu juga sebaliknya, dan saya diajak keluar dan nongkrong di warung kopi depan pabrik, dan kata Ade udah kamu pulang dulu nanti di kabarin kalau gak malam ini kerja jam 20.00wib paling besok Selasa 13 April 2021 kerja pagi jam 08.00 wib.
Esoknya sebelum berangkat ke PT MPI saya di telpon sama Ade katanya ” jangan berangkat dulu kamu masuk kerja nya nanti malam, ternyata ketika saya akan berangkat kerja malamnya saya ditelpon kembali oleh Ade, jangan datang ke pabrik, malam ini pabrik lagi di demo warga gara gara pabriknya saat solat tarawih kerja terus, jadi besok aja hari Rabu 14 April 2021 masuk malam, tetap saja Rabu malam ga kerja.
Saya tanyakan ke pak Muhtadi dan pak Renaldy “bagaimana nasib saya” jawab mereka berdua pokoknya besok kerja saya carikan, ternyata besok Kamis pagi datang juga gak kerja juga, saya rasa ini sudah akal akalan bang Ade aja, saya seperti dipermainkan dan dikerjain lelah saya, saya minta uang saya yang 4jt untuk aturan masuk kerja di PT MPI kembalikan saja, sesuai perkataan bang Ade kalau hari Senin lambatnya hari Selasa 12/13 April 2021 tidak kerja uang kembali tapi sampai hari ini Sabtu 17 April 2021 oknum calo tidak bertanggung jawab.
“Uang itu dapat pinjam ke rentenir pak”, kata Hengki sambil mengusap air mata yang berlinang di sekitar matanya.
Saat dikonfirmasi yang diduga oknum calo PT MPI Ade di warung kopi oleh awak media mengelak kalau dirinya tidak berupaya memasukkan kerja Hengki ke PT MPI.
“saya dari hari Senin terus berupaya tidak diam untuk membantu Hengki, tenang aja seh pak kalau sampai hari ini (Rabu 14/04) ini tidak kerja uang nya Ade kembalikan lagi ke Hengki, sebentar saya ke dalam pabrik dulu mau ketemu dengan Muhtadi anaknya lurah sini, kata nya sambil melenggang pamit.
Selang beberapa jam Ade menelpon saya yang katanya pak agung ini kang Muhtadi mau ngomong neh, saya dengarkan Muhtadi bicara ” sabar ya om agung pokoknya ponakan om malam ini diterima kerja dan kerja di sini, kalau hari ini gak kerja uang kembali” ucap Muhtadi.
Ketika dimintai statementnya, pihak HRD PT MPI Didi menyampaikan “Kami Management Modern Panel Tidak pernah memungut biaya proses recruitment karyawan dalam bentuk apapun ya pak , dan jika itu terjadi hanya oknum yang memanfaatkan hal tersebut, terus terang saya baru tau kabar hari ini, akan saya telusuri permasalahan ini terima kasih infonya pak” jawab nya.(red)
Komentar