Kota Serang– kemajuanrakyat id-Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten terus mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar naik kelas dan mampu bermitra dengan industri besar, khususnya di wilayah Cilegon. Melalui program inkubasi bisnis, ratusan UMKM diseleksi dan dibina agar memenuhi standar kelayakan untuk menjalin kemitraan strategis dengan sektor manufaktur.
Plt Kepala Bidang Pemberdayaan UMKM Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten, Wendi Nurwendi, ST., MT., menjelaskan bahwa kegiatan inkubasi bisnis ini bertujuan memetakan UMKM potensial yang dapat disinergikan dengan perusahaan besar. “Dari hasil inventarisasi, ada 32 UMKM di Cilegon yang sedang kita akurasi untuk dilihat kelayakan usahanya. Aspek yang dinilai mencakup kontinuitas usaha, legalitas, dan kesiapan operasional,” ujar Wendi kepada wartawan, Senin (29/9/2025) di Hotel Horison TC UPI Serang.
Wendi menyebut, UMKM yang belum memenuhi kriteria akan mendapatkan pembinaan tambahan, sedangkan yang dinilai siap akan langsung di-business matching-kan dengan industri besar. “Kalau ada kekurangan, kami bantu lewat pelatihan. Yang sudah bagus akan langsung dimitrakan,” katanya.
Saat ini terdapat sekitar 700 ribu UMKM yang terdaftar di bawah naungan Dinas Koperasi dan UKM Banten. Namun, yang telah dibina secara intensif baru sekitar 2.500 UMKM. Dari jumlah tersebut, beberapa sudah menunjukkan hasil positif.
“Tahun lalu kita seleksi 132 UMKM, lalu disaring menjadi 50, dan empat di antaranya sudah berhasil bermitra dengan industri besar,” ungkapnya.
Tahun ini, program serupa kembali digelar dan diharapkan menghasilkan lebih banyak kemitraan yang efektif. Evaluasi dari program tahun lalu juga menjadi dasar perbaikan, terutama dalam memahami kebutuhan dunia industri.
“Kita harus tahu kebutuhan industri itu apa. Setelah itu baru kita cari UMKM yang bisa memenuhinya,” lanjut Wendi.
Program ini, tidak memberikan bantuan modal langsung, namun lebih kepada fasilitasi pelatihan, pembinaan, dan akses pembiayaan melalui perbankan.
“Kita hanya menjembatani. Kalau ada kekurangan pembiayaan, kami sambungkan ke perbankan lewat skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) sesuai kebutuhan,” jelas Wendi.
Ia menambahkan, apabila UMKM berhasil bermitra dengan industri besar, maka akan terjadi perputaran ekonomi yang signifikan dan berpotensi menciptakan lapangan kerja baru.
“Dari nilai perputaran usaha yang kami data, nilainya bisa mencapai antara Rp.300 juta hingga Rp.2,5 miliar,” pungkasnya.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar