oleh

Program Makan Gratis Terganjal Masalah Teknis, Rasa dan Waktu Jadi Sorotan

Kota Serang– kemajuanrakyat.id-Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 1 Kota Serang, Silviani Marlinda, SE., M.Si., mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah telah mulai dilaksanakan sejak 1 September 2025. Program ini mencakup pembagian makanan siang untuk siswa kelas X dan XI dalam bentuk makanan basah, sementara untuk kelas XII yang sedang menjalani praktik kerja lapangan (PKL), disediakan makanan kering.

“Alhamdulillah, program mulai berjalan sejak awal bulan ini. Makanan basah dibagikan untuk kelas X dan XI, sedangkan kelas XII yang sedang PKL menerima makanan kering. Semua siswa tetap mendapatkan hak yang sama,” ujar Silviani kepada wartawan Kamis, (18/9/2025).

Total penerima manfaat dari program mencapai 2.212 siswa. Ia menjelaskan, secara umum siswa menyambut baik program terutama karena mayoritas berasal dari kalangan menengah ke bawah.

“Anak-anak senang dengan adanya makan siang. Mungkin kalau di sekolah favorit yang siswa-siswinya biasa makan makanan premium, responsnya berbeda. Tapi disini, program ini sangat membantu,” tambahnya.

Namun, Silviani juga mencatat bahwa beberapa siswa masih mengeluhkan soal rasa makanan. Menurutnya, hal ini wajar karena selera siswa SMA berbeda dengan anak SD. Keluhan yang masuk pun langsung diteruskan ke pihak penyedia makanan untuk dievaluasi.

“Kebanyakan komplain soal rasa. Kalau ada yang kurang puas, kita langsung sampaikan ke SPPG agar menu bisa diperbaiki,” tuturnya.

Menu yang disajikan setiap hari terdiri dari nasi, lauk utama seperti ayam atau telur, sayur, buah dan tambahan lauk seperti tempe atau tahu. Meski standar, menu ini sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi dasar siswa.

Di sisi lain, Silviani menilai bahwa dari segi pelaksanaan, program MBG masih memiliki sejumlah kendala, terutama terkait waktu distribusi makanan yang kerap molor hingga 15 menit. Hal ini berdampak pada terganggunya jadwal belajar mengajar.

“Kadang jadwal mengajar jadi terganggu karena makanan datang terlambat. Ini perlu perhatian khusus, terutama dari dapur penyedia agar lebih disiplin waktu,” tegasnya.

Meski demikian, pihak sekolah tetap mendukung kebijakan pemerintah. Silviani menegaskan, sebagai ASN dirinya siap menjalankan tugas yang diberikan asalkan pelaksanaannya terus dievaluasi dan ditingkatkan.

“Kalau bicara pribadi, tentu kita lebih memilih sekolah gratis daripada makan gratis, karena sama-sama menyedot anggaran. Tapi selama ini program berjalan baik, tinggal teknisnya saja yang perlu dibenahi, terutama soal ketepatan waktu dan variasi menu,” pungkasnya.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed