Sukabumi, kemajuanrakyat.id-Kasus memilukan kembali terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Seorang anak ditemukan mengalami infeksi cacing parah yang diduga kuat disebabkan oleh buruknya kondisi gizi dan sanitasi lingkungan tempat tinggalnya. Menanggapi hal ini, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Muhammad Yunus, menyatakan keprihatinan mendalam dan mengecam lemahnya peran pemerintah desa dalam menjamin hak-hak dasar warga.
Muhammad Yunus menilai, kasus ini bukan sekadar insiden kesehatan biasa, melainkan mencerminkan kegagalan sistemik dalam pelayanan sosial dan kesehatan di tingkat desa. Ia menyebut, lemahnya pengawasan, minimnya edukasi kesehatan, serta program desa yang tidak menyentuh kebutuhan masyarakat miskin sebagai akar dari persoalan.
“Peristiwa ini harus menjadi alarm keras bagi pemerintah daerah. Bukan hanya soal kesehatan, tapi soal keadilan sosial dan hak hidup yang layak. Pemerintah desa harus hadir sebagai garda terdepan, bukan sekadar menjalankan program seremonial yang tidak berdampak nyata,” ujar Yunus, Kamis (21/8/2025).
Ia juga mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera turun tangan melakukan investigasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan publik di desa-desa, terutama di daerah rawan stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Harus ada evaluasi menyeluruh terhadap program-program desa yang selama ini lebih bersifat simbolis ketimbang substantif. Gagalnya sistem bukan hanya soal angka, ini soal nyawa,” tambahnya.
Yunus menegaskan bahwa penyelesaian masalah seperti ini tidak cukup dengan respons reaktif atau pendekatan seremonial. Dibutuhkan langkah nyata, terstruktur, dan berpihak pada masyarakat kecil agar kasus serupa tidak kembali terjadi di masa depan.
“Jangan tunggu ada korban berikutnya. Pemerintah daerah dan desa harus lebih peka dan proaktif terhadap persoalan sosial yang nyata di masyarakat, terutama yang menimpa anak-anak,” pungkasnya.
Kasus menjadi pengingat keras bahwa pembangunan desa tidak boleh hanya dilihat dari laporan administratif, melainkan harus dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya mereka yang paling rentan.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar